Total Utility dan Marginal Utility
Secara sederhana MU dapat diartikan sebagai atau perubahan total utility karena perubahan 1 unit Q (barang yang di konsumsi).
Jumlah jeruk yang di konsumsi
(Q)
|
Total Utility
(TU)
|
Marginal Utility
(MU)
|
0
|
-
|
-
|
1
|
20
|
20
|
2
|
35
|
15
|
3
|
45
|
10
|
4
|
50
|
5
|
5
|
53
|
3
|
6
|
55
|
2
|
7
|
55
|
0
|
8
|
54
|
-1
|
Tabel 4.1 : Total utility (TU) dan Marginal Utility (MU)
Dari table tersebut terlihat bahwa nilai TU terus bertambah hingga jeruk ke 6,sedangkan MU bertambah dengan pola menurun ,hingga unit jeruk ke 7 nilai MU mencapai 0 yang berarti TU telah maksimal. Posisi ini di kenal sebagai titik jenuh (saturation point).
Pertanyaan yang penting adalah dapatkah kita mengukur secara pasti nilai guna dari suatu komoditas ? Jawabnya adalah tidak ! Karena itu metode cardinal tidak umuj dipakai dalam teori (kehidupan ) ekonomi yang modern,tetapi prinsip marginal utility yang menurun tetap berlaku hingga kini.
Dengan cara kedua; yaitu menggunakan metode ordinal; tingkat utility diukur melalui order atau rangking tetapi tidak disebutkan nilai gunanya secara pasti ! Dalam hal ini mengkonsumsi 4 komoditas pada umumnya lebih memuaskan daripada mengkonsumsi 1 komoditas,tetapi berapa nilai kepuasannya tidak dapat di ketahui secara pasti! Pada umumnya masyarakat tidak hanya mengkonsumsi satu komoditas ,tetapi kombinasi komoditas.Misalkan saja masyarakat mengkonsumsi 2 komoditas ,yaitu buah jeruk dan buah apel. Konsumen secara rasional ingin membeli sebanyak-banyaknya buah jeruk dan buah apel ; tetapi mereka dihadapkan pada kendala keterbatasan dana .Karena itu konsumen dapat mengubah-ubah kombinasi.
sumbernya dari buku "ECONOMICS- pengantar mikro dan makro" dari ISKANDAR PUTONG
0 komentar:
Posting Komentar